Salam

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Selamat Datang dan Bergabung dengan Saya...! Semoga Blog ini Bisa Menambah Wawasan Kita. Kritik dan Saran yang Membangun sangat Kami Harapkan.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Selasa, 29 Desember 2009

RELASI MAKNA


HUBUNGAN MAKNA
A. Sinonim
Sinonim adalah beberapa ujaran bisa berupa kata, frase atau kalimat yang memiliki bentuk yang berbeda namun memiliki arti atau pengertian yang hampir sama atau kurang lebih sama. Sinonim biasa disebut juga dengan istilah persamaan kata atau padanan kata. Namun sebenarnya bukan katanya yang sama, tetapi hal yang hampir sama adalah makna yang dimiliki oleh kata yang dimaksud.
Hubungan makna antara dua buah kata yang bersinonim bersifat dua arah. Artinya, jika kata bunga bersinonim dengan kata kembang, maka kata kembang bersinonim dengan kata bunga.
Contoh sinonim lain:
  1. Besar;  akbar; agung;
  2. Bunga; puspa; kembang;
  3. Pencuri; tamu tak diundang
  4. Ayah ibu;  orang tua
  5. dsb.
B. Antonim
Antonim adalah bentuk ujaran yang bisa berupa kata, frase, klausa  yang dianggap mempunyai arti/makna berlawanan atau kebalikan satu sama lainnya.  Antonim secara awam disebut juga dengan lawan kata. Namun, pada hakikatnya yang berlawanan bukanlah kata-katanya, melainkan makna dari kata-kata itu.
Contoh Antonim :
laki-laki             ><           perempuan
tua                      ><          muda
hidup                 ><         mati
dsd.
C. Polisemi
Polisemi lazim diartikan sebagai satuan bahasa (terutama kata, bisa juga frase) yang memiliki makna lebih dari satu. Namun makna tersebut masih saling berkaitan dengan makna asalnya.
Contoh :
  1. Kepala : bagian tubuh dari leher ke atas.
Kepala sekolah, kepala stasiun, kepala gudang, kepala kosong,setiap kepala
2.   kaki, kaki meja, kaki gunung
D. Homonim
Homonim adalah ungkapan yang bisa berupa kata, frase, atau kalimat yang memiliki bentuk/ ejaan/ tulisan  dan lafal/bunyi sama tetapi memiliki makna yang berbeda.
Contoh :
pacar yang berarti kekasih dan pacar yang brarti inai
bisa  yang berarti racun dan bisa yang berarti dapat
baku yang berarti  standard dan  baku yang berarti saling

E. Homograf
Homograf adalah bentuk ujaran bisa berupa kata, frase, atau kalimat  yang memliki tulisan / ejaan sama tetapi lafal/bunyi dan  makna berbeda.
Contoh :
serang pada kalimat: Kota Serang termasuk wilayah yang berada di Propinsi Banten., dan
serang pada kalimat : “Serang!” kata seorang pemimpin regu perang itu.

F. Homofon
Homofon adalah bentuk ujaran bisa berupa kata, frase, atau kalimat  yang memiliki lafal/bunyi sama tetapi tulisan / ejaannya dan  makna berbeda.
Contoh :
bank ‘lembaga yang mengurus lalu lintas uang’  dan bang ‘abang’
sanksi ‘hukuman,akibat, dan sangsi ‘ragu’
Masa dengan Massa
Ø  Masjid itu merupakan  peninggalan masa kerajaan Banten. (masa = waktu)
Ø   Kasus korupsi dana PKBM  yang menghebohkan masyarakat Tangerang itu dimuat di media massa. (massa = masyarakat umum)
NB.: Ada yang menyatakan bahwa homograf juga merupakan homonim karena berpandangan ada dua homonym, yaitu homonim yang homofon dan homonim yang homograf.
(Sumber: Semantik Bahasa Indonesia, Abdul Chaer)

Kamis, 24 Desember 2009

GABUNGAN KATA


PENULISAN GABUNGAN KATA

Prinsip-prinsip penulisan gabungan kata:

1.   Jika gabungan kata terdapat imbuhan seperti :ekstra-, multi-, pasca-, non, dan sebagainya, maka penulisannya disambung.
Contoh:
a.   ekstrakurikuler
b.   prasejarah
c.   multidimensi, multimedia
d.   pascatsunami,Pascasarjana
e.   swalayan
f.    antarpelajar
g.   nonpribumi, nonmigas, nonaktif
h.   antiklimaks

2.   Jika gabungan kata tidak mendapatkan awalan dan atau akhiran, maka penulisannya dipisah.
Contoh:
a.   bebas tugas
b.   anak tiri
c.   tanggung jawab
d.   tumpang tindih
e.   tanda tangan,dll.  

3.   Jika gabungan kata mendapatkan awalan atau akhiran saja, maka penulisannya dipisah.
Contoh:
a.   bertanda tangan
b.   berwira usaha
c.   berdaya guna
d.   berbudi daya

4.   Jika gabungan kata mendapatkan awalan dan akhiran secara bersama-sama, maka penulisannya digabung.
Contoh:
a.   menandatangani
b.   dianaktirikan
c.   mempertanggungjawabkan
d.   dibumihanguskan
e.   menganaktirikan
f.    mendayagunakan

Rabu, 16 Desember 2009

"PUISI DINDING"



Salah satu bentuk Apresiasi Sastra adalah Membuat puisi dinding. Berikut ini beberapa contoh puisi dinding hasil siswa-siswa MAN Kronjo.


Selasa, 15 Desember 2009

JENISI-JENIS KALIMAT


RAGAM/JENIS KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA

Kalimat dapat dibedakan berdasarkan beberapa hal berikut:
1.      Berdasarkan jumlah klausanya
  1. Kalimat tunggal, yaitu kalimat yang terdiri atas satu klausa
      Karena kesombongannya, Henri dibenci oleh teman-temannya.
  1. Kalimat majemuk, kalimat yang di dalamnya memiliki dua klausa atau lebih
      Karena sombong, Henri dibenci oleh teman-temannya.
2.      Berdasarkan jumlah inti (kelengkapan unsurnya) yang membentuk sebuah kalimat
  1. Kalimat Mayor, kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua unsur inti (s dan p)
      Ia membaca buku
  1. Kalimat Minor, kalimat yang mengandung sati unsure inti atau unsure pusat.
      Diam!      Pergi!
3.      Berdasarkan susunan unsur subjek dan predikatnya.
  1. Kalimat normal, kalimat yang subjeknya mendahului predikat
      Aku berdiri di bibir pantai.
  1. Kalimat Inversi, kalimat yang predikatnya mendahului subjek.
      Berdiri aku di bibir pantai
4.      Berdasarkan jenis kata yang menduduki jabatan predikatnya.
  1. Kalimat Verbal, kalimat yang predikatnya berupa kata kerja
      Ia menangis tersedu-sedu.
  1. Kalimat nominal, kalimat yang predikatnya selain kata kerja.
      Anaknya tujuh orang. Gadis itu manis sekali.
5.      Berdasarkan verba yang menjadi predikatnya.
  1. Kalimat verbal intransitif, kalimat yang predikatnya tidak menghendaki objek.
      Ia dating kemarin. Ia bangun pukul tujuh.
  1. Kalimat verbal intransitif, kalimat yang menghendaki objek.
      Kami membaca buku itu hingga tamat.
Kalimat transitif selanjutnya dapat dibedakan atas:
  1. Kalimat aktif , kalimat yang subjeknya menjadi pelaku dari perbuatan yang menjadi predikat kalimat.
      Saya sudah membaca buku itu setahun yang lalu.
  1. Kalimat Pasif, kalimat yang subjeknya menjadi penderita akibat perbuatan yang menjadi predikat kalimat.
      Buku itu telah saya baca setahun yang lalu.
6.      Berdasarkan pola-pola dasar yang dimiliki sebuah kalimat.
  1. Kalimat inti, yaitu kalimat mayor yang hanya terdiri atas dua kata dan sekaligus menjadi inti kalimat .
Ciri-ciri kalimat inti:
1.      terdiri atas dua kata
2.      urutan subjeknya mendahului predikat
3.      intonasinya adalah intonasi berita yang normal.
  1. Kalimat Luas, kalimat inti yang diperluas dengan kata-kata baru sehingga tidak hanya terdiri atas dua kata, bahkan bisa lebih.
  2. Kalimat Transformasi, kalimat inti yang sudah mengalami perubahan atas syarat-syarat di atas, yang berarti  mencakup juga kalimat luas.